Senin, 07 Januari 2013
Sheila on 7 adalah salah satu grup musik populer Indonesia yang berdiri pada 6 Mei 1996 di Yogyakarta. Grup yang beranggotakan
Duta (Akhdiyat Duta Modjo, vokal),
Eross (Eross Candra, gitar),
Sakti (mundur pada tahun 2006 untuk belajar agama di pakistan)
Adam (Adam Muhammad Subarkah, bass),
Anton yang kini di ganti oleh Brian (Brian Kresna Putro, drum)
ini pada awalnya bernama "Sheila" (bahasa Celtic: musikal). Kata "Gank" kemudian ditambahkan sehingga menjadi "Sheila Gank". Kata inipun akhirnya diubah menjadi "on 7", yang diambil dari tujuh tangga nada dalam musik. Band ini mendapat julukan "Band Satu Juta Kopi" karena keberhasilannya menjual jutaan copy beberapa albumnya di masa kejayaannya di awal 2000an.
sekarang sheila on 7 sudah mengeluarkan 6 album plus beberapa single dan album kompilasi...
berikut album shiela on 7 :
Al Qur’an Berbicara Tentang Teori Big Bang
January 7, 2013 · by Hidayat · in Dunia Islam
Allah
berfirman : “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS
Al-Anbiya’ : 30)
Kemudian kita pahami teori Big Bang (Dentuman Besar ) …
“ Seluruh materi dan energi dalam alam semesta pernah bersatu
membentuk sebuah bola raksasa. Kemudian bola raksasa ini meledak
sehingga seluruh materi mengembang karena pengaruh energi ledakan yang
sangat besar.”
Kata “ratq” yang di Surat Al-Anbiya 30 diterjemahkan sebagai “suatu yang padu” digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan “Kami pisahkan antara keduanya” adalah terjemahan kata Arab “fataqa”, dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari “ratq”. Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat “fatq”. Keduanya lalu terpisah (“fataqa”) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta.
Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk “langit dan bumi” yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan “ratq” ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk “fataqa” (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Perhatikan juga kalimat : “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini baru terjadi di abad ke-20. Sedangkan Al-Quran diwahyukan 1400 tahun yang lalu.
PERHATIKAN JUGA FIRMAN ALLAH …
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Teori Big Bang didukung oleh beberapa penemuan mutakhir. Pertama, penemuan Edwin Powell Hubble, astronom kebangsaan Amerika Serikat di observatorium California Mount Wilson thn 1924. ketika Hubble mengamati bintang-bintang diangkasa Melalui teleskop raksasanya, ia mendapati spectrum cahaya merah diujung bintang-bintang tersebut.
Menurut teori fisika yang sudah diakui, spectrum cahaya berkelap-kelip yang bergerak yang menjauhi tempat observasi cenderung mendekati warna merah. Pengamatan tersebut memberi kesimpualan bahwa berbagai galaksi saling menjauh dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per detik. Hal ini berarti bahwa alam sedang berekspansi (meluas/melebar) atau dikatakan bahwa alam bersifat dinamis.
Kedua, hasil hitungan cermat Albert Einsten yang menyimpulkan bahwa alam semesta dinamis, tidak statis artinya alam semesta terus berkembang. Meskipun pada mulanya terimbas gagasan bahwa alam itu statis, lalu mengembangkan formula matematisnyanya dan berusaha melukiskan bahwa alam benar-benar statis, namun hal itu justru menggambarkan bahwa alam itu dinamis.
Ketiga, pada tahun 1948, George Gamov berpendapat bahwa setelah ledakan dahsyat ini akan ada radiasi yang tersebar merata dan melimpah di alam semesta, radiasi tersebut dinamai radiasi kosmos. Hal ini ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965 keduanya mendapat hadiah nobel dari penemuan tersebut Penemuan ini semakin menguatkan bahwa alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan dahsyat.
Keempat, adanya jumlah unsur hydrogen dan helium di alam semesta yang sesuai dengan perhitungan konsentrasi hydrogen-helium merupakan sisa dari ledakan dahsyat tersebut. Kalau saja alam ini tetap dan abadi maka hydrogen di alam semesta telah habis berubah menjadi helium.
Gagasan teori Big Bang itu didasarkan juga bahwa galaksi-galaksi yang saling menjauh itu, kurang lebih seragam di seluruh jagad raya. Ahli Fisika George Gamow menganalogikan tentang efek perluasan tersebut sepeti sebuah balon yang menggembung. Kalau kita meniup sebuah balon yang diberi bintik-bintik, maka seluruh bintik itu akan terlihat saling menjauh.
Kini, peristiwa Big Bang yang ditengarai menandai dimulainya penciptaan alam semesta itu bukan hanya sekedar “teori”, tetapi sudah menjadi “keyakinan ilmiah” para ilmuan. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa galaksi-galaksi saling menjauh dengan kecepatan kira-kira 32 kilometer/ detik untuk setiap jarak satu juta tahun cahaya, maka dapatlah diperhitungkan bahwa alam semesta ini tercipta dengan proses Big Bang antara 15-20 milyar tahun yang lalu.
Jadi .. 1 lagi BUKTI .., bahwa Islam TERBUKTI BENAR! .. ALLAHU AKBAR ..!! …
Kata “ratq” yang di Surat Al-Anbiya 30 diterjemahkan sebagai “suatu yang padu” digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan “Kami pisahkan antara keduanya” adalah terjemahan kata Arab “fataqa”, dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari “ratq”. Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat “fatq”. Keduanya lalu terpisah (“fataqa”) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta.
Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk “langit dan bumi” yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan “ratq” ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk “fataqa” (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Perhatikan juga kalimat : “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini baru terjadi di abad ke-20. Sedangkan Al-Quran diwahyukan 1400 tahun yang lalu.
PERHATIKAN JUGA FIRMAN ALLAH …
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Teori Big Bang didukung oleh beberapa penemuan mutakhir. Pertama, penemuan Edwin Powell Hubble, astronom kebangsaan Amerika Serikat di observatorium California Mount Wilson thn 1924. ketika Hubble mengamati bintang-bintang diangkasa Melalui teleskop raksasanya, ia mendapati spectrum cahaya merah diujung bintang-bintang tersebut.
Menurut teori fisika yang sudah diakui, spectrum cahaya berkelap-kelip yang bergerak yang menjauhi tempat observasi cenderung mendekati warna merah. Pengamatan tersebut memberi kesimpualan bahwa berbagai galaksi saling menjauh dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per detik. Hal ini berarti bahwa alam sedang berekspansi (meluas/melebar) atau dikatakan bahwa alam bersifat dinamis.
Kedua, hasil hitungan cermat Albert Einsten yang menyimpulkan bahwa alam semesta dinamis, tidak statis artinya alam semesta terus berkembang. Meskipun pada mulanya terimbas gagasan bahwa alam itu statis, lalu mengembangkan formula matematisnyanya dan berusaha melukiskan bahwa alam benar-benar statis, namun hal itu justru menggambarkan bahwa alam itu dinamis.
Ketiga, pada tahun 1948, George Gamov berpendapat bahwa setelah ledakan dahsyat ini akan ada radiasi yang tersebar merata dan melimpah di alam semesta, radiasi tersebut dinamai radiasi kosmos. Hal ini ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965 keduanya mendapat hadiah nobel dari penemuan tersebut Penemuan ini semakin menguatkan bahwa alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan dahsyat.
Keempat, adanya jumlah unsur hydrogen dan helium di alam semesta yang sesuai dengan perhitungan konsentrasi hydrogen-helium merupakan sisa dari ledakan dahsyat tersebut. Kalau saja alam ini tetap dan abadi maka hydrogen di alam semesta telah habis berubah menjadi helium.
Gagasan teori Big Bang itu didasarkan juga bahwa galaksi-galaksi yang saling menjauh itu, kurang lebih seragam di seluruh jagad raya. Ahli Fisika George Gamow menganalogikan tentang efek perluasan tersebut sepeti sebuah balon yang menggembung. Kalau kita meniup sebuah balon yang diberi bintik-bintik, maka seluruh bintik itu akan terlihat saling menjauh.
Kini, peristiwa Big Bang yang ditengarai menandai dimulainya penciptaan alam semesta itu bukan hanya sekedar “teori”, tetapi sudah menjadi “keyakinan ilmiah” para ilmuan. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa galaksi-galaksi saling menjauh dengan kecepatan kira-kira 32 kilometer/ detik untuk setiap jarak satu juta tahun cahaya, maka dapatlah diperhitungkan bahwa alam semesta ini tercipta dengan proses Big Bang antara 15-20 milyar tahun yang lalu.
Jadi .. 1 lagi BUKTI .., bahwa Islam TERBUKTI BENAR! .. ALLAHU AKBAR ..!! …
teori terjadinya tata surya
TEORI TERJADINYA TATA SURYA
Tata surya merupakan susunan
benda langit ( planet, komet, meteor, asteroid, bintang, dsb) yang
mengelilingi matahari. Tata surya tersebut hanyalah satu dari jutaan
bintang yang tergabung dalam kelompok bintang yang dikenal dengan nama
galaksi.
- Teori Kabut atau teori Nebula
Immanuel
Kant, seorang filsafat jerman membuat suatu hipotesis tentang
terjadinya tata surya. Ia mengatakan bahwa dijagat raya mula-mula
terdapat gumpalan kabut atau nebula yang berputar perlahan – lahan. Oleh
karena perputarannya sangat lambat, nebula mulai menyusut sehingga
membentuk sebuah cakram datar ditengah-tengahnya. Penyusutan berlanjut
dan membentuk matahari dipusat cakram. Penyusutan mengakibatkan cakram
berputan dengan cepat sehingga bagian tepi cakram terlepas membentuka
gelang-gelang bahan , yang kemudian memedat menjadi planet-planet yang
berevolusi dalam orbit hampir melingkar mengitari matahari.
Pada
waktu yang hampir bersamaan, seorang ahli fisika Prancis, Pierre Simon
de Laplace mengemukakan teori yang hampir sama. Ia megatakan bahwa tata
surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Pilinan tersebut berupa
gumpalan kabut yang membentuk bulatan seperti bola besar. Semakin kecil
bola itu, pilinannya semakin cepat sehingga bentuk bola itu memepat pada
kutubnya dan melebar dibagian ekuatornya. Kemudian sebagian massa gas
diekuatornya itu menjauh dari gumpalan intinya membentuk gelang-gelang
yang akhirnya berubah menjadi gumpalan padat. Gumpalan padat itulah yang
menjadi planet dan satelitnya sedangkan bagian inti kabut tetap
berbentuk yang berpijar yang disebut dengan matahari.
- Teori Planetesimal
Thomas
C . Chamberlin seorang ahli geologi dan Forest R Moulton seorang ahli
astronomi mengemukakan teori yang dikenal dengan teori planetesimal yang
berarti planet kecil. Teori ini
menyatakan bahwa matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang.
Suatu saat matahari berpapasan dengan sebuah bintang dengan jarak yang
tidak terlalu jauh shingga terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan
matahari maupun bintang itu, serta bagian dari massa matahari tertarik
kearah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian dari massa matahari
jatuh kembali ke permukaan mathari dan sebagian lagi terhambur keluar
angkasa disekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang
kemudian menjadi planet-planet yang beredar mengelilingi orbitnya.
- Teori bintang kembar
Menurut
teori ini, matahari mungkin merupakan bintang kembar. Kemudian bintang
yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Akibat pengaruh gaya
gravitasi bintang lainnya maka kepingan-kepingan
ini bergerak mengitari bintang-bingtang itu dan menjadi planet-planet.
Bintang yang tidak meladak tetap sebagai bintang yang sekarang disebut
dengan matahari.
- Teori proto planet
Pada
tahun 1940 seorang astronomi jerman bernama Carl Von Weiszzacker
mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori awan debu. Pada
dasarnya teori ini mengemukakan bahwa tata surya itu terbentuk dari
gumpalan awan gas dan debu. Lebih dari 5000 juta tahun yang lalu, salah
satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan sehingga partikel-partikel
debu tertarik ke bagian pusat wan itu membentuk gumpalan bola dan mulai
berpilin. Lama kelamaan gumpalan gas itu menjadi pipih seperti cakram
yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis dibagian tepinya. Bagian
tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian tepinya. Oleh
karena itu partikel-partikel dibagian tengah cakram itu saling menekan
timbullah panas dan pijar. Bagian inilah yang menjadi matahari.
Bagian yang lebih luar, berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil yang
juga turut berpilin. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi
planet-planet serta satelit-satelitnya. Bahan planet itu dinamakan pula
proto planet.
DAFTAR PUSTAKA
- Tjasyono HK, Bayong.2003. Geosains.Bandung:ITB
- Wiladi, Hasan.2003. Fisika untuk SMU. Bandung:Grafindo.
Langganan:
Postingan (Atom)